PESONA BUNGA ANGGREK HUTAN


Perburuan anggrek hutan tropis basah dataran rendah terutama di pegunungan Meratus begitu hebat, menyusul booming bisnis tanaman hias di Indonesia akhir-akhir ini. Hal ini memicu munculnya para pedagang tanaman hias dadakan. 

Siapa yang tidak terpana dan tegiur dengan kemolekan anggrek hutan, apalagi dari berbagai jenis anggrek hutan ini sekarang diperdagangkan dengan mudah sehingga semua pecinta anggrek bisa mendapatkannya dengan mudah. Tetapi harganya masih tetap melambung, bahkan untuk anggrek-anggrek tertentu nilai ekonominya masih sangat tinggi. Sayangnya, yang mereka jual bukan tanaman hias hasil budidaya, tetapi mengambil dari alam.


Dengan melambungnya nilai ekonomi dari anggrek-anggrek yang diperdagangkan tersebut, hal ini memberikan suatu persepsi yang lain, seakan-akan ingin memberitahukan kepada kita bahwa hasil hutan selain kayu masih banyak yang diabaikan dan tidak diperhitungkan dalam perencanaan kebijakan yang masih memandang hutan hanya dari kayunya saja, padahal kayu dari hutan tidak lebih menyumbang hanya 5 persen dari nilai hutan seluruhnya.

Pengambilan anggrek hutan Meratus dalam skala besar terjadi tahun 1980 kata seorang peneliti dari Eropa di Gunung Halao-halao. Sekarang, koleksi anggrek Meratus yang terlengkap ternyata ada di Botanical Garden di London, Inggris. Daerah ini memang menjadi incaran karena sangat kaya dengan anggrek. Bahkan, ekspedisi Meratus yang dilakukan YCHI tahun 2005 saja menemukan lebih dari 100 jenis anggrek hutan.

Beberapa jenis anggrek yang diperdagangkan bukan hanya anggrek meratus saja tetapi juga dari berbagai anggrek hutan lain di Indonesia merupakan jenis yang dilindungi. Jenis anggrek tebu/macan (Grammatophyllum speciosum) dan anggrek hitam (Coelogyne pandurata) misalnya, merupakan anggrek langka yang dilindungi oleh peraturan pemerintah. 

Padahal, jenis-jenis anggrek tersebut diperdagangkan dengan cara seadanya, seperti anggrek hitam yang dipotong menjadi perbatang tanpa perlakuan untuk mempermudah penjualan, hal ini sangat berpotensi membuat anggrek tersebut menjadi mati. 

Oleh karena itu, pembinaan terhadap para pedagang anggrek maupun masyarakat pengambil anggrek di hutan perlu dipikirkan oleh pemerintah, sehingga mereka yang berbisnis anggrek hutan tersebut dapat memperlakukan anggrek-anggrek tersebut sesuai dengan potensi tumbuh dan berkembangnya agar tidak mudah mati. (dari berbagai sumber/foto:istimewa)
info ini kami sarikan dari : http://www.rudydewanto.com/




Artikel Yang Disukai :



 
Copyright © tanaman hias | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog